Melli Kiong selaku Penulis Buku, Praktisi Mindful Parenting dan juga anggota Staf Ahli Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI melakukan kunjungan bersama dengan Pengurus dan Guru Yayasan Sekolah Setia Budi Sungaliat ke PT. Bangka Asindo Agri, Sabtu (6/11/2021).
Pengawas Yayasan Sekolah Setia Budi, Fadillah Imam menyebutkan jika saat ini pihaknya telah memiliki hubungan kerjasama dengan PT. Bangka Asindo Agri. Dimana nantinya pihak Sekolah akan memasukkan pembelajaran materi tentang sagu ke dalam kurikulum terkait dengan proses produksi dan sebagainya.
“Dan kami telah diminta oleh direktur untuk memberikan sesuatu kepada sekolah, dan kebetulan hari ini hadir juga Ibu Melli Kiong yang bergerak di bidang parenting untuk memberikan materi tambahan bahwasannya di dalam dunia pendidikan itu harus triangle ada sekolah, orang tua dan lingkungan,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dengan adanya kunjungan tersebut ia berharap yang pertama ialah dilingkungan sekolah nantinya mempunyai materi tentang sagu yang akan disisipkan pada kurikulum yang mana akan timbul kearifan lokal dimana ada pangan yang mensubtitusi sagu. Selain itu, diharapkan juga ada pendidikan dalam materi kewirausahaan.
“Nanti untuk materi terkait produksi sagu hingga penjualan akan kita masukan dalam kurikulum mata pelajaran akademik di sekolah. Untuk saat ini sudah mulai uji coba saja, kita mulai terapkan kepada siswa baik dari tingkat TK hingga SMA. Untuk TK sendiri nanti materi yang diberikan banyaknya ke nilai-nilai yang menyenangkan dari produk sagu ini, kemudian untuk SD akan disisipkan ke dalam materi makanan sehat sedangkan kalau untuk tingkat SMA akan dibahas dari sisi biologi, kimia dan kewirausahaan,” kata Fadillah Imam.
“Dunia pendidikan ini jangan hanya bicara masalah angka saja, tetapi juga harus ada dunia parenting. Peran orang tua sangatlah penting untuk pendidikan anak ini,” sebutnya.
Sementara itu, Melli Kiong menuturkan jika PT. Bangka Asindo Agri adalah sebuah perusahaan yang sangat peduli terhadap kualitas pangan khususnya pangan yang sehat. Menurut Melli Kiong jika bicara Indonesia kedepan maka tidak lepas dari bonus demografi.
Dikatakannya, Indonesia di tahun 2020 sampai 2030 akan menjadi dapat bonus demografi dimana usia produktif warganya antara usia 15 sampai 64 tahun terdapat 70 persen. Jika yang 70 persen masuk dalam kategori manusia yang berkualitas maka hal itu yang disebut sebagian bonus demografi, namun bila sebaliknya maka itu akan menjadi beban negara.
“Dan ini harus kitab pikirkan dari sekarang, jangan sampai nanti mendapatkan bencana demografi. Tentunya perusahaan ini tidak bisa berjalan sendiri, jadi perlu adanya kolaborasi dengan anak didik yang nantinya siswa siswi inilah yang akan mengisi bonus demografi itu. Pelajar itu mulai saat ini harus diajak untuk berpikir, kreatif dimana critical thinking ada didalam setiap siswa sehingga akan tahu bagaimana cara mengatasi jika ada masalah,” imbuhnya.
Dirinya juga sangat mendukung perusahaan (PT. BAA red.) dan Sekolah Setia Budi yang yang telah melakukan kolaborasi. Pasalnya, saat ini bukan jamannya untuk berkompetisi tapi harus berkolaborasi.
Kalau dilihat PT. BAA dari sisi produk, visi dan misinya kedepan akan menjadi percontohan bagi industri lain, bahwa perusahaan ini tidak hanya sebatas memikirkan keuntungan saja tetapi bagaimana mereka memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya. (rel)